Skripsi Budidaya Pertanian
Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Jenis Bawang Merah Lokal
Trimukti Mulyardi (E 281 09 022). Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Jenis Bawang Merah Lokal (Muhammad Anshar dan Bahrudin, 2016)
Bawang merah varietas ‘Lembah Palu’ merupakan bahan baku industri bawang goreng yang telah menjadi ciri khas Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu. Keunikan bawang ini adalah umbinya mempunyai tekstur yang padat sehingga menghasilkan bawang goreng yang renyah dan gurih serta aroma yang tidak berubah walaupun disimpan lama dalam wadah yang tertutup. Bawang merah kultivar Napu merupakan satu tanaman yang berpotensi dalam meningkatkan pendapatan petani didaerah Lembah Napu. Salah satu keunikan bawang ini yang membedakan dengan bawang merah lainnya adalah umbinya yang berukuran besar dan mampu berkembang dengan dengan baik pada suhu udara yang mencapai 440C. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis mulsa pada setiap varietas bawang merah, membandingkan bawang merah varietas ‘Lembah Palu’ dengan kultivar Napu pada dataran medium, serta mengetahui pengaruh mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juli 2015. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) sebagai petak utama adalah varietas, terdiri atas: varietas ‘lembah Palu’ (V1) dan kultivar Napu (V2). Sebagai anak petak adalah penggunaan berbagai jenis mulsa, terdiri atas: tanpa mulsa (M0), mulsa jerami padi (M1), mulsa plastik hitam (M2), dan mulsa plastik perak (M3). Secara keseluruhan terdiri atas 3 ulangan x 2 level Petak Utama x 4 level Sub Petak sehingga terdapat 24 petak percobaan. Variabel pengamatan yaitu komponen pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun terpanjang, berat kering akar dan berat kering daun, serta komponen hasil yaitu jumlah umbi segar per rumpun dan berat umbi segar per rumpun. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa interaksi varietas ‘Lembah Palu’ dengan tanpa mulsa pada berat kering akar umur 30 HST adalah yang tertinggi, sedangkan pada umur 40 HST interaksi varietas ‘Lembah Palu’ dengan mulsa plastik perak yang tertinggi (0,077 g) serta interaksi kultivar Napu dengan mulsa plastik perak pada berat kering daun (1,66 g). Secara umum, kultivar Napu menghasilkan rata-rata tertinggi untuk setiap komponen pertumbuhan dan hasil kecuali pada berat kering akar. Pemberian mulsa dapat meningkatkan jumlah umbi per rumpun untuk varietas ‘Lembah Palu’ dan kultivar Napu, dan pada berat kering daun umur 30 HST pemberian mulsa lebih baik terhadap kultivar Napu tetapi sebaliknya untuk varietas ‘Lembah Palu’.
Kata Kunci : Jenis mulsa, ‘Lembah Palu’, kultivar Napu
Tidak tersedia versi lain