Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Persediaan Bahan Baku Pada Industri Bawang Goreng “ Mahkota” di Kota Palu
Sappe Masse (E 321 10 048). Analisis Persedian Bahan Baku Pada Industri Bawang Goreng “Mahkota” di Kota Palu, dibimbing oleh Yulianti Kalaba dan Dafina Howara, 2016
Bawang merah sebagai salah satu komoditi pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki prospek serta peluang pasar yang cukup baik. Sulawesi Tengah mempunyai lahan yang mendukung untuk budidaya tanaman bawang.. Manajemen produksi meliputi pengolahan dan pengendalian bahan baku yang diperlukan oleh industri dalam mengatur jalannya proses produksi. Manajemen persedian bahan baku untuk bawang goreng membutuhkan penanganan untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan bahan baku. Industri Bawang Goreng “Mahkota” merupakan salah satu usaha yang turut meningkatkan nilai tambah bawang.
Penelitian ini untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang paling ekonomis, mengetahui waktu yang tepat harus melakukan pemesanan kembali, mengetahui besar persediaan bahan baku serta mengetahui total biaya persediaan bahan baku pada Industri Bawang Goreng “Mahkota” di Kota Palu. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) yaitu dengan alasan bahwa industri Bawang Goreng “Mahkota” merupakan industri yang memproduksi bawang goreng dengan bahan baku utamanya adalah bawang merah yang belum memiliki manajemen persediaan bahan baku yang baik. Penentuan responden dilakukan dengan sengaja (purposive). Responden dipilih terdiri dari 1 orang yakni pimpinan. Analisis yang digunakan adalah analisis EOQ (Economic Order Quantity).
Hasil yang diperoleh dari perhitungan EOQ sebesar 3.000 kg/ 3 bulan Hal ini menunjukan bahwa pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dilakukan Industri Bawang Goreng “Mahkota” pada setiap kali pesan dan persedian pengaman sebesar 33,3 kg/ hari atau sebesar 2.966,7 kg/ 3 bulan hal ini menunjukan saat industri Bawang Goreng “Mahkota” mempunyai persedian sebesar 33,3 kg ditempat penyimpanan, Industri Bawang Goreng “Mahkota” harus melakukan pemesanan kembali sebesar 3.000 kg sehingga proses produksi tidak terhambat.
Tidak tersedia versi lain