Skripsi Budidaya Pertanian
Efektifitas Dosis Anjuran Berbagai Jenis Herbisida Pasca Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativaL.) pada Sistem Tanam Benih Langsung
Randianto (E 281 10 194) Efektifitas Dosis Anjuran Berbagai Jenis Herbisida Pasca Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanam Benih Langsung Yang Dilaksanakan Di desa Masari, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. (Dibimbing Oleh Ichwan S. Madauna dan Burhanuddin)
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang telah menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia sebagai negara jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Di Indonesia, sistem tabela sudah mulai diadopsi oleh petani, terutama di daerah sentral produksi padi dengan tenaga kerja langka dan mahal. Rata-rata curahan tenaga kerja untuk tanaman padi tabela dan tapin masing-masing addalah 1,80 dan 25 hari kerja/ha, sedangkan curahan tenaga kerja untuk menyiang padi tabela dan tapin masing-masing 150 dan 450 jam kerja kerja/ha. Kebijakan pemerintah mengenai diversifikasi pangan dan semakin sempitnya lahan subur di Sulawesi Tengah, akan memberikan peluang yang besar dalam pengembangan tanaman ini di Desa Masari, Kecamatan Parigi Selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mempelajari Efektifitas Dosis Anjuran Berbagai Jenis Herbisida Pasca Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Sistem Tanam Benih Langsung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (Rak) dengan enam perlakuan yaitu: tanpa aplikasi herbisida (Kontrol), Topshot 1500 ml/ha, Ricestar Xtra 500 ml/ha, Clipper+Basagran 600+1500 ml/ha, Clipper 800 ml/ha, Nominne 300 ml/ha. Dimana setiap perlakuan diulang sebanyak empat kalai sehingga terdapat 24 unit percobaan. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) taraf 5%. Kematian biomas gulma dibandingkan dengan kontrol, hal ini ditujukan bahwa hasil kematian terbanyak pada 7, 14 dan 28 HSA yaitu gulma spesis Ludwigia oktovalvis, Leptochloa chinensis, Monochoria vaginalis, Cyperus difformis dan Cyperus iria. Jumlah gulma dalam 1 m2, hal ini ditujukan gulma yang terendah yaitu Echinochloa cruss-galli, Leptochloa chinensis, Monochoria vaginalis dan Cyperus difformis pada perlakuan herbisida nominne pada dosis 300 ml/ha. Panen harus dilakukan bila bulir padi sudah cukup dianggap masak 90% dengan ciri-ciri seluruh tanaman nampak kuning, dari semua bagian tanaman, hanya bulu-bulu sebelah atas yang masih hijau dengan isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku, stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia masak susu. Jumlah malai tiap rumpun pada saat panen ditujukkan pada yang terbanyak pada perlakuan herbisida nominne pada dosis 300 ml/ha yaitu 13,45% dan jumlah gabah dari 20 malai yang terbanyak yang terbanyak ditujukkan pada perlakuan herbisida nominne 300 ml/ha yaitu 96,50%. Berat 1000 bulir, ditujukkan bahwa yang terbanyak pada perlakuan herbisida nominne 300 ml/ha dengan berat penimbangan 28,28 gram
Tidak tersedia versi lain