Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem Hambur Langsung di Desa Dolago Padang Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong
Nurfaida (E 321 13 154). Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem
Hambur Benih Langsung Di Desa Dolago Padang Kecamatan Parigi Selatan
Kabupaten Parigi Moutong (Dibimbing oleh Abdul Muis dan Dance
Tangkesalu, 2017)
Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah untuk
meningkatkan pendapatan petani, khususnya petani padi sawah yang hasil
produksinya berupa beras sebagai bahan pokok utama masyarakat Indonesia.
Desa Dolago Padang merupakan salah satu desa yang berpotensi sebagai
penghasil padi (beras) yang ada di Wilayah Kecamatan Parigi Selatan. Padi
sawah sebagai tumpuan untuk memenuhi kebutuhan pokok berupa beras, justru
menemui masalah yang dihadapi oleh petani yakni biaya produksi
mempengaruhi penerimaan yang berdampak pada pendapatan. Penelitian ini
bertujuan mengetahui besaran pendapatan petani usahatani padi sawah di Desa
Dolago Padang Kecamatan Parigi SelatanKabupaten Parigi Moutong. Penentuan
lokasi dilakukan secara sengaja (purposive).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dolago Padang Kecamatan Parigi
Selatan Kabupaten Parigi Moutong pada Bulan Juli sampai dengan Agustus
2017. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode acak
sederhana (Simple random sampling),jumlah responden yang ditetapkan sebagai
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 31 orang dari jumlah populasi
sebanyak 110 KK petani padi sawah. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis pendapatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya pendapatan yang diterima oleh
petani padi sawah di wilayah penelitian adalah Rp 4.881.845,29/MT dengan ratarata
luas lahan yang dimiliki responden sebesar 1,06 ha. Penerimaan rata-rata
sebesar Rp 12.852.000 dan total biaya rata-rata sebesar Rp 6.163.958,06
Selanjutnya pendapatan yang diperoleh petani untuk luas lahan 1,00 hasebesar Rp
4.665.514,425/MT dari sejumlah penerimaan rata-rata sebesar Rp 12.124.528 dengan
total biaya rata-rata sebesar Rp 7.970.154,71/MT. Mengacu pada kesimpulan dari
hasil penelitian, maka disarankan agar petani sebaiknya lebih intensif dalam
mempertahankan cara pengelolaan usahatani terutama dalam hal pencegahan dari
serangan hama penyakit agar dapat memperoleh pendapatan yang besar dari sejumlah
biaya yang dikorbankan.
Tidak tersedia versi lain