Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Pendapatan Usaha Tambak Udang Vannamei di Desa Boyantongo Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong
Nurhasni (E 321 13 025) Analisis Pendapatan Usaha Tambak Udang Vannamei di Desa Boyantongo Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong (dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Made Antara, MP, dan Dr. Alimudin Laapo, SP., M.Si, 2017).
Pengembangan lahan budidaya udang lebih dikembangkan ke wilayah Indonesia tengah dan timur. Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu provinsi yang berpotensi untuk perkembangan budidaya udang. Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai potensi luas tambak 42.095 Ha.
Udang Vannamei (Lithopenaeusvannamei)merupakan salah satu jenis udang yang akhir - akhir ini banyak diminati, karena memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari), sintasan selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3). Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menganggap bahwa udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa udang vannamei juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Boyantongo Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan responden yang dijadikan sampel yaitu dengan menggunakan metode sensus. Sampel yang diambil adalah keseluruhan masyarakat yang telah membudidayakan Udang Vannamei. Jumlah Responden yang diambil sebanyak 12 orang petambak Udang Vannamei.
Analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan. Hasil analisis menunjukkan rata-rata produksi I sebesar 372,5 kg/3 ha atau 124,1 kg/ha dengan harga jual Rp 45.000/kg dan rata-rata produksi II sebesar 85 kg/3 ha atau 28 kg/ha dengan harga jual Rp 40.000. Rata-rata penerimaan yang diperoleh petani sebesar Rp 20.179.166/3 ha atau Rp 4.143.829/ha. Rata-rata biaya tetap sebesar Rp 64.095/3 ha atau Rp 21.365/ha dan rata-rata biaya variabel sebesar Rp 7.679.833/3 ha atau Rp 2.559.944/ha. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan petani sebesar Rp 7.743.928/3 ha atau Rp 2.581.309/ha, sehingga diketahui rata-rata pendapatan petani yaitu sebesar Rp12.435.238/3 ha atau Rp 4.145.079 /ha.
Tidak tersedia versi lain