Skripsi Budidaya Pertanian
Pertumbuhan, Hasil Dan Kualitas Umbi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Lembah Palu Pada Berbagai Umur Panen.
Dwi Purnomo (E 281 12 021). Pertumbuhan, Hasil Dan Kualitas Umbi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Lembah Palu Pada Berbagai Umur Panen. (Dibimbing oleh Sri Anjar Lasmini dan Nur Alam, 2017).
Bawang merah varietas Lembah Palu merupakan salah satu komoditas nggulan Sulawesi Tengah dan merupakan bahan baku industri pengolahan bawang goreng Palu. Penelitian ini bertujuan (a) untuk mengetahui pengaruh umur panen terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas umbi bawang merah Varietas LP dan (b) untuk mengetahui hubungan antara komponen kimia umbi bawang merah varietas LP dengan mutu bawang goreng yang dihasilkan. Penelitian ini di laksanakan di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan umur panen yaitu P1 (56 hari sesudah tanam), P2 (59 hari sesudah tanam), P3 (62 hari sesudah tanam), P4 (65 hari sesudah tanam), P5 (68 hari sesudah tanam), dan P6 (71 hari sesudah tanam). Perlakuan di ulang empat kali sehingga terdapat 24 unit petak percobaan. Hasil penelitian menujukan bahwa perlakuan umur panen berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 3 MST dan tidak nyata pada pengamatan 1, 4, 5, 6 dan 7 MST. Tidak berpengaruh terhadap jumlah daun dan jumlah anakan bawang merah pada pengamatan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 MST. Berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun pada pengamatan 3 MST dan tidak nyata pada 5 MST dan saat waktu panen. Perlakuan umur panen pengaruhnya tidak nyata terhadap jumlah umbi, diameter dan berat segar setiap umbi, tetapi sangat nyata terhadap berat segar total umbi dan produktivitas umbi. Perlakuan umur panen 68 HST memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap berat segar total umbi dan produktivitas umbi. Perlakuan umur panen berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas umbi (kelunakan umbi, kadar air umbi, berat kering umbi, total padatan terlarut, rendemen bawang goreng, kadar minyak bawang goreng, asam lemak bebas dan mutu sensoris). Perlakuan umur panen 68 HST memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kualitas umbi. Komponen kimia umbi seperti kadar air, berat kering dan total padatan terlarut memberikan pengaruh terhadap mutu bawang goreng yang dihasikan. Jika kadar air tinggi akan menyebabkan penurunan rendemen bawang goreng, peningkatan kadar minyak dan asam lemak bebas. Sebaliknya rendemen bawang goreng dan sifat sensoris meningkat, kadar minyak dan asam lemak bebas menurun jika residu senyawa organik (berat kering umbi dan total padatan terlarut) umbi meningkat.
Tidak tersedia versi lain