Skripsi Budidaya Pertanian
Pengaruh Waktu Penyambungan Terhadap Tingkat Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Bibit Tanaman Nangka (Artocarpus Heteropyllus Lamk)
Moh. Hendra Ahsan (E 281 11 037) Pengaruh Waktu Penyambungan Terhadap Tingkat Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Bibit Tanaman Nangka (Artocarpus Heteropyllus Lamk) (Dibimbing Oleh Ir. Yohanis Tambing, M.Si dan Ir. Burhanuddin Latarang, M.Si). Tanaman nangka sangat sesuai untuk di kembangkan di lembah Palu. Demikian juga dari letak geografisnya, lembah Palu memiliki aksebilitas yang potensial sebagai sentra produksi karena mudah dijangkau dan dekat dengan pusat pertumbuhan ekonomi. Namun pengembanganya sebagai komoditi unggulan daerah, pembudidayaan belum di arahkan pada suatu pola yang bersifat komprehensif dan terencana. Dengan kata lain budidaya tanaman nangka masih dilaksanakan dalam skala kecil melalui pola pekarangan, disamping itu masih menggunakan bahan tanam berasal dari biji. Kondisi demikian berakibat pada keragaman tanaman dan mutu produk yang dihasilkan, bahkan dapat terjadi penyimpangan cita rasa. Dalam upaya mendukung pengembangan tanaman nangka melalui pendekatan sistem agribisnis, maka pengembangan sub-sistem produksi perlu diarahkan melalui pembuatan kebun – kebun untuk memenuhi skala komersial (memenuhi skala ekonomi) yang di dukung oleh penyediaan bibit bermutu, sehingga tersedia buah nangka dalam jumlah yang cukup, berkesinambungan dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, cara yang paling efekti untuk mencukupi ketersediaan bibit adalah dengan perkambangbiakkan secara Vegetatif (sambung pucuk), yang mana menggabungkan dua jenis tanaman yang berbeda varietas menjadi satu tanaman, sehingga mampu menyediakan bibit unggul baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Penelitian ini telah dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Desa Sidera Kab.Sigi dan dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan waktu grafting (sambung pucuk) terdiri dari lima keadaan (W) yaitu : W1 (jam 06.00 – 08.00 WITA), W2 (jam 09.00 – 11.00 WITA), W3 (jam 12.00 – 14.00 WITA), W4 (jam 15.00 – 17.00 WITA), W5 (jam 17.00 – 18.00 WITA). Setiap perlakuan diulang tiga kali dan setiap unit percobaan digunakan 10 bibit, dan terdapat jumlah bibit keseluruhan 150 bibit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan grafting pada siang hari (W3) memberikan keberhasilan pertautan sambung pucuk lebih tinggi. Entris mati dan entris dorman lebih tinggi pada pelaksanaan grafting pagi (W1) dan sore hari (W5)
Tidak tersedia versi lain