Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Komparatif Usahatani Cabai Rawit Menggunakan Pupuk Organik dan Anorganik di UPT Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
Dwi Wulandari S.Runtu (E 321 14 028). Analisis Komparatif Usahatani Cabai Rawit Menggunakan Pupuk Organik dan Anorganik di UPT Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi dibimbing oleh Max Nur Alam dan Dewi Nur Asih, 2018. Cabai rawit merupakan salah satu komoditi holtikultura di Kecamatan Sigi Biromaru, dimana sebagian besar penduduk di daerah tersebut bermata pencaharian dengan bercocok tanam cabai rawit. Petani di UPT Bulupountu Jaya dalam berusaha tani cabai rawit menggunakan pupuk organik dan anorganik. Penggunaan kedua pupuk ini mempunyai kekurangan dan kelebihan masingmasing, dimana pupuk organik membantu meningkatkan kesuburan tanah sedangkan pupuk anorganik membantu meningkatkan unsur hara tanah. Penelitian inidilaksanakan di UPT Bulupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi pada bulan Februari-April 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya perbedaan produksi, biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan kelayakanusahatani cabai rawit yang menggunakan pupuk organik dengan usahatani cabai rawit yang menggunakan pupuk anorganik di UPT Bolupountu Jaya.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunderdimana data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung kapada responden sebanyak 34 orang dengan menggunakan daftar pertanyaan (questioner). Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur maupun instansi-intansi terkait yang terkait dengan penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah Analisis Pendapatan (π = TR – TC), Analisis Kelayakan (R/C Ratio) dan analisis komparatif dengan menggunakan uji t ( t-test ). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan produksi, biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan kelayakanantara petani cabai rawit yang menggunakan pupuk organik danyang menggunakan pupuk anorganik. Pendapatan petani cabai rawit yang menggunakan pupuk organik lebih tinggi dari petani cabai rawit yang menggunakan pupuk anorganik. Hal ini terlihat dari nilai R-C rasio usahatani cabai rawit menggunakan pupuk organik lebih besar dibandingkan usahatani cabai rawit menggunakan pupuk anorganik. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani cabai rawit organik lebih layak diusahakan daripada usahatani cabai rawit anorganik. Saran yang diajukan adalah petani sebaiknya mengusahakan cabai rawit menggunakan pupuk organik diamana usahatani cabai rawit organik lebih menguntungkan daripada usahatani cabai rawit anorganik.
Tidak tersedia versi lain