Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Pemasaran Kakao di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong
Fitriawati (E 321 14 008), Analisis Pemasaran Kakao di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong (di bimbing oleh Hadayani dan Sulaeman, 2018).
Tahun 2010 pasokan kakao biji Sulawesi Tengah mencapai 186.875 ton dengan luas panen 224.471 ha. Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) merupakan kabupaten pemasok terbesar kakao biji Sulawesi Tengah. Tahun 2010 produksi kakao biji Parimo mencapai 42,403 ton dengan tingkat produktivitas 0,649 ton/ha dan luas panen 65.348 ha. Kecamatan Ampibabo merupakan salah satu kecamatan penghasil dominan kakao biji di Parimo. Tahun 2010, Kecamatan Ampibabo memasok 2.515 ton kakao biji, angka produksi tersebut menempati peringkat ke-6 kecamatan yang memberikan kontribusi besar pada produksi dan produktivitas Kabupaten Parigi Moutong (Parimo). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, margin pemasaran, bagian harga yang diterima petani serta efisiensi pemasaran kakao di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2018 di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Responden yang dijadikan sampel terdiri dari produsen kakao, pedagang pengumpul pedagang besar dan konsumen. Pengambilan sampel produsen kakao dilakukan dengan menggunakan metode acak sedarhana (Simple Random Sampling Methode) sebanyak 40 petani dari total populasi 500 petani yang mengusahakan komoditi kakao kemudian pengambilan sampel pedagang dilakukan dengan cara metode penjajakan (Tracing Sampling Methode) sehingga diperoleh sebanyak 2 orang pedagang pengumpul, 1 orang pedagang besar dan 1 konsumen. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pemasaran yaitu saluran pemasarn, margin pemasaran, bagian harga yang diterima petani dan efisiensi pemasaran. Hasil analisis pemasaran menunjukan bahwa saluran pemasaran kakao di Desa Buranga melalui dua saluran pemasaran yaitu: 1. Petani Pedagang pengumpul Pedagang besar Eksportir (Konsumen akhir) 2. Petani Pedagang besar Eksportir (Konsumen akhir) Hasil analisis margin pemasaran kakao saluran 1 yaitu MT = Rp.5.000/Kg sedangkan saluran kedua yaitu MT = Rp.1.500/Kg. Bagian harga yang diterima petani kakao pada saluran 1 yaitu sebesar 87,50 %, sedangkan pada saluran kedua yaitu sebesar 96,25 %. Efisiensi pemasaran pada saluran pertama sebesar 3,0 %, sedangkan nilai efisiensi untuk saluran II adalah sebesar 2,7%, sehingga dari kedua saluran tersebut, saluran yang paling efisien yaitu saluran kedua dengan nilai efisiensi sebesar 2,7%.
Tidak tersedia versi lain