Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Pemasaran Usahatani Tomat di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
Rahmatullah (E 321 12 161). Analisis Pemasaran Usahatani Tomat di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi dibimbing oleh ( Hadayani dan Sulaeman, 2018).
Tomat menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting menjadi bahan baku industri. Tomat selain dikonsumsi untuk sayuran, buah tomat juga merupakan pelezat makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Desa Oloboju merupakan salah satu penghasil tomat di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, namun dalam sistem pemasarannya belum efisien, karena terdapat perbedaan harga cukup tinggi antara harga yang diteriman produsen (1.500) dan harga yang harus di bayarkan konsumen (3.000).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran ,margin pemasaran, bagian yang diterima petani dan efisiensi pemsaran usahatani tomat di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penentuan responden menggunakan metode sensus dimana unsur dalam semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Jumlah populasi sebanyak 39 orang petani tomat. Penentuan responden pedagang mengunakan metode penjajakan (tracing sampling) yaitu pengambilan sampel didasarkan atas informasi petani, dengan jumlah pedagang pengumpul 2 orang dan jumlah pedagang pengecer 2 orang.
Penentuan responden konsumen menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penilitian sehingga diperoleh 2 konsumen akhir yang mewakili saluran pemasaran I dan saluran pemasaran II, Jumlah keseluruhan responden 45 orang.
Berdasarkan hasil penilitian ada 2 saluran pemasaran terkait : 1. Petani → Pedagang Pengumpul → Pedagang Pengecer → Konsumen. 2. Petani → Pedagang Pengecer → Konsumen.
Margin total pemasaran tomat pada saluran pemasaran pertama yaitu Rp1.500/kg dengan keuntungan sebesar Rp 869,25/kg dan margin pemasaran Tomat pada saluran pemasaran kedua yaitu Rp. 500/kg dengan keuntungan Rp 351,83/kg. Bagian harga yang diterima petani pada saluran pertama sebesar 50 % dan bagian harga yang diterima petani pada saluran kedua sebesar 75 %. Pada kedua saluran pemasaran tersebut, saluran pemasaran 2 lebih efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran 1, ini karena nisbah antara total biaya dengan total nilai penjualan petani pada saluran 1 sebesar 9,55 %, lebih besar dibandingkan dengan saluran 2 yaitu 7,74 %.
Tidak tersedia versi lain