Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Pemasaran Biji Kakao di Desa Letawa Kecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara
Hajrah (E 321 14 059), Analisis Pemasaran Biji Kakao di Desa Letawa Kecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. (dibimbing oleh bapak ArifuddinnLamusa dan ibu Lien Damayanti)
Sulawesi Barat yang terletak didaerah tropis menjadi pendukung dalam upaya pengembangan sektor pertanian sebagai sumber pencaharian penduduknya khususnya tanaman kakao. Dalam penelitian ini memiliki perasalahan yaitu perbedaan saluran pemasaran dalam proses pemasaran kakao diantara pedagang pengumpul, karena panjang pendeknya saluran pemasaran akan mempengaruhi margin pemasaran, bagian harga yang diterima oleh petani dan juga berdampak pada efisiensi pemasaran karena semakin banyak lembaga pemasaran yang dilalui sehingga biaya yang dikeluarkan semakin banyak pula.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui saluran pemasaran kakao, margin kakao, bagian harga yang diterima oleh petani, dan efisiensi pemasaran kakao. Permasalahan pemasaran yang ada didesa letawa ada dua yaitu perbedaan harga dan juga saluran pemasarannya. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua bentuk saluran pemasaran kakao yang terdapat di Desa Letawa yaitu: 1) petani menjual kakao kepada pedagang pengumpul, dari pedagang pengumpul kakao diteruskan ke pedagang besar yang ada di kota Donggala, pedagang besar menjual lagi ke industri yang ada di luar kota (Surabaya) 2) petani menjual produksinya ke pedagang pengumpul kemudian pedagang pengumpul menjual kakaonya langsung ke konsumen akhir yang ada di kota Palu. Total margin pemasaran kakao yang diperoleh untuk saluran pertama yaitu Rp 15.000 dan total margin pemasaran kakao yang di peroleh untuk saluran kedua yaitu sebesar Rp 4.000. Total margin pada saluran kedua lebih kecil dibanding pada saluran pertama. Margin pada saluran ke dua lebih kecil dibanding pada saluran pertama Besarnya bagian harga yang diterima petani pada saluran pertama pemasaran kakao yaitu sebesar 62,50% sedangkan bagian harga yang diterima disaluran kedua sebesar 87,10%, sehingga petani dianjurkan menjual hasil produksinya dengan menggunakan saluran kedua karena bagian harga yang diterima petani lebih besar Nilai efisiensi pemasaran salura pertama sebesar 2,28% dan untuk saluran kedua sebesar 1,07%. Sehingga saluran kedua lebih efisien dari saluran pertama karena biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
Tidak tersedia versi lain