Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik Pisang Pada Industri Rumah Tangga Dua Putra di Desa Polewali Kabupaten Pasangkayu
Abd Rahman (E 321 15 212), Analisis Nilai Tambah Buah Pisang Menjadi Keripik Pisang Pada Industri Rumah Tangga Dua Putra di Desa Polewali Kabupaten Pasangkayu (di bimbing oleh Lien Damayanti dan Made Krisna Laksamayani, 2020).
Indonesia dengan struktur perekonomian yang cenderung agraris harus memperkokoh sektor pertanian melalui strategi pembangunan sector pertanian yang semakin tangguh. Pengembangan agribisnis sebagai salah satu strategi pembangunan pertanian merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain menarik dan mendorong industri baru di sektor pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, menciptakan nilai tambah (Valueadded). Keripik pisang merupakan salah satu olahan dari buah pisang Keripik pisang mempunyai daya simpan yang lama dan produk ini dapat dibuat dari semua jenis pisang, khususnya pisang yang mempunyai nilai ekonomi yang rendah dan tidak dimanfaatkan sebagai buah pencuci mulut
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan pisang menjadi keripik pisang pada Industri Rumah Tangga Dua Putra di Kabupaten Pasangkayu. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive, untuk mendapatkan informasi akurat sesuai yang diharapkan dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini yakni 1 pimpinan perusahaan dan 2 karyawan. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data skunder. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.
Nilai tambah yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Dua Putra sebesar Rp.13.717/kg. Besarnya rasio nilai tambah pada Industri Rumah Tangga Dua Putra sebesar 85,7% menunjukkan bahwa setiap produksi keripik pisang akan diperoleh tingkat keuntungan sebesar Rp.85.41% dengan keuntungan Rp.11.717 artinya jika rasio nilai tambah > 50% maka nilai tambah lebih besar dari pada output dan nilai tambah tergolong tinggi, sedangkan jika rasio nilai tambah < 50%, maka nilai tambah yang dihasilkan lebih kecil dari nilai outputnya artinya nilai tambah tergolong rendahnilai tambah produksi keripik pisang dipengaruhi oleh besarnya nilai output, harga bahan baku dan input nilai sumbangan input lain.
Tidak tersedia versi lain