Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Perilaku Petani Bawang Merah Dalam Menghadapi Risiko Produksi Dan Ketidakpastian Harga Di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
Muhammad Ashri Mujaddid (E 321 16 320). Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Ketidakpastian Harga Bawang Merah di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. (di bimbing oleh Alimudin Laapo dan Sisfahyuni).
Bawang merah palu merupakan salah satu komoditi unggulan Provinsi Sulawesi Tengah. Pengembangan bawang merah didukung oleh struktur tanah, ketinggian daratan dari permukaan laut secara iklim yang mendukung untuk membudidayakan bawang merah. Kendala yang sering dialami oleh petani adalah risiko usahatani bawang merah dimana risiko sangat berkaitan dengan ketidakpastian. Risiko disebabkan karena terjadinya fluktuasi produksi ataupun fluktuasi harga dipasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko produksi dan ketidakpastian dari harga bawang merah di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa petani di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru bercocok tanam bawang merah, namun hasil produksi bawang merah yang diperoleh petani mengalami flukuasi dan juga terdampak bencana gempa bumi. Penentuan responden dilakukan dengan metode penarikan sampel secara sederhana, penetuan responden menggunakan rumus slovin. dengan besarnya sampel adalah sebanyak 30 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan risiko produksi usahatani bawang merah palu sebelum gempa maupun sesudah gempa di Desa Oloboju tergolong rendah karena kurang dari 1 (100%) yaitu nilai koefisien variasi produksi sebelum gempa sebesar 0,3715 atau 37,15% dan nilai koefisien variasi produksi sesudah gempa sebesar 0,3735 atau 37,35%. Ketidakpastian harga bawang merah palu disebabkan oleh jumlah produksi bawang merah palu yang ditawarkan lebih maka harga di pasar akan turun, sedangkan jika produksi bawang merah palu sedikit maka harga di pasar akan tinggi. Penentuan parameter keengganan risiko K(S) menghasilkan petani bawang merah palu sebelum gempa maupun sesudah gempa berperilaku risk averter (1,2 ≤ K(S) ≤ 2,0) menolak terjadinya risiko atau enggan terhadap risiko produksi bawang merah palu.
Kata kunci : Risiko Produksi, Ketidakpastian Harga, Bawang Merah Palu.
Tidak tersedia versi lain