Skripsi Budidaya Pertanian
Prediksi Erosi Tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sombe Kabupaten Sigi
Muhammad Safaat (E28116032). Prediksi Erosi Tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sombe Kabupaten Sigi (dibimbing oleh Anthon Monde dan Rachmat Zainuddin, 2020).
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang terbentuk dari beragam unsur sumber daya alam saling terintegrasi satu sama lain yang secara alamiah memiliki potensi-potensi yang dapat dikelola serta dimanfaatkan. Salah satu masalah utama dalam upaya pengelolaan DAS adalah terjadinya erosi. Erosi dapat didefinisikan sebagai proses hilangnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lainnya yang dipengaruhi oleh media alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi besarnya total erosi pada wilayah DAS Sombe, memetakan sebaran erosi pada wilayah DAS serta menentukan teknik konservasi yang tepat untuk menekan laju erosi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 di wilayah DAS Sombe Kabupaten Sigi. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif eksploratif dan penentuan titik pengambilan sampel dilakukan dengan stratifikasi berdasarkan unit-unit lahan penelitian. Hasil menunjukkan bahwa nilai faktor erosivitas (R) yakni 443,33. Nilai faktor erodibilitas (K) tertinggi pada unit lahan 3 hutan lahan kering sekunder dengan tipe lereng 25-40% yakni 0,3537 kriteria agak tinggi sedangkan yang terendah pada unit lahan 4 semak belukar >40% yakni 0,1890 kriteria rendah. Nilai faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) tertinggi pada unit lahan 4 semak belukar >40% yakni 0,643 sedangkan yang terendah pada unit lahan 1 sawah 0-3% yakni 0,024. Nilai faktor pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi (CP) tertinggi pada unit lahan 2, 4, dan 5 tipe semak belukar yakni 0,3 sedangkan yang terendah pada unit lahan 1 sawah yakni 0,00004. Erosi aktual tertinggi terjadi pada unit lahan 4 semak belukar >40% yakni 16,16 ton/ha/thn, sedangkan yang terendah terjadi pada unit lahan 1 sawah yakni 0,00014 ton/ha/thn. Nilai erosi yang ditoleransi (TSL) tertinggi pada unit lahan 6 hutan lahan kering sekunder kelerengan >40% dengan nilai 13,99 ton/ha/thn, sedangkan yang terendah terjadi pada unit lahan 4 semak belukar yakni semak belukar >40%. Berdasarkan nilai erosi potensial dan TSL maka nilai indeks bahaya erosi (IBE) tertinggi pada unit lahan 5 semak belukar yakni 61,05 dengan kriteria sangat tinggi, sedangkan nilai IBE terendah pada unit lahan 1 sawah yakni 1,06 dengan kriteria sedang. Upaya Tindakan konservasi yang dapat dilakukan pada wilayah yang memiliki nilai erosi yang tinggi yakni dengan pergantian jenis tipe vegetasi semak belukar menjadi alang-alang.
Tidak tersedia versi lain