Skripsi Budidaya Pertanian
Indeks Lahan dan Produksi Kopi (Coffea Sp) Pada Dua Lokasi Perkebunan Masyarakat Desa Perindingan dan Desa Pasang Di Toraja
Tresensia Irna Belo (E281 17 015). Indeks Lahan dan Produksi Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Pada Dua Lokasi Perkebunan Mayarakat Desa Oerindingan dan Desa Bolong Di Toraja di bimbing oleh (Ir. Salapu Pagiu’, MP.)
Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai potensi sumber daya lahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan arahan penggunaan lahan. Evaluasi lahan dapat dipengaruhi oleh faktor iklim dan fisik/kimia lahan. Faktor iklim seperti temperatur, curah hujan, kelembaban dan lama penyinaran, sedang faktor fisik/kimia adalah topografi, darinase, kedalaman solum, erosi, banjir, tekstur tanah, nitrogen, fosfor, kalium, bahan organik, kemasaman tanah, kapasitas tukar kation dan kejenuhan basah. Dari semua faktor iklim/tanah diharkatkan berdasarkan angka numerik dari minimum 0% sampai 100% maksimun yang diformulasikan dengan cara perkalian menghasilkan indeks lahan untuk menentukan kelas kesesuaia lahan.
Indeks potensi lahan memberikan informasi mengenai arahan pemanfaatan lahan sesuai dengan potensi dan sumber daya lahan. Data potensi lahan pertanian menjadi data penting, untuk melakukan evaluasi kesesuaian lahan pertanian. Tinggi rendahnya potensi lahan dapat ditentukan, dari beberapa parameter pendukung contohnya C-organik, KTK, N, P, K, kapasitas tukar kation, tekstur dan beberapa parameter lainya, semakin tinggi indeks potensi lahan maka semakin tinggi pula potensi penggunaan lahannya.
Metode penentuan kelas kesesuaian lahan dengan menggunakan pendataan pembatas dan paremetrik berdasarkan prosedur sys (1991) dapat digunakan untuk menilai tingkat kesesuaian lahan tanaman kopi arabika di Kabupaten Toraja Utara dan Tana Toraja dan metode produksi kopi arabika menggunakan metode pengumpulan data primer. Melakukan wawancara kepada petani dengan menggunakan data pertayaan (kuisioner) yang berisi biaya produksi kopi arabika (Coffea Arabica L.).
Pada kondisi lahan didaerah Desa Pasang faktor pembatasnya utamanya adalah lereng dengan nilai sesuai marginal (S3) sedangkan didaerah Desa Perindingan tidak memiliki pembatas dengan nilai cukup sesuai (S2).
Terdapat hubungan yang linear antar indeks lahan dan produksi kopi arabika dimana semakin tinggi indeks lahan maka produksi juga meningkat.
Berdasarkan hasil analisis ekonomi kopi arabika diperoleh R/C ratio bernilai lebih besar satu, maka usaha kopi arabica lanyak untuk diteruskan.
Produksi kopi arabika pada dua desa memilki tingkat produksi Desa Pasang 6 Ton/Ha dan Desa Perindingan dengan tingkat produksi 8 Ton/Ha perbandingan ini memperlihatkan jika indeks lahan baik maka produksi tinggi.
Tidak tersedia versi lain