Skripsi Budidaya Pertanian
Penentuan Jumlah Biopori Pada Toposekuen Di Kelurahan Pasang Kecamatan Denpina Kabupaten Toraja Utara
Nurul Pratama Putra T. (E28117195). Penentuan Jumlah Biopori Pada Toposekuen Di Kelurahan Pasang Kecamatan Denpina Kabupaten Toraja Utara(dibimbing oleh Uswah Hasannah,2020).Proses infiltrasi merupakan bagian dari siklus hidrologi yang mempunyai peranan sangat penting untukkelestarian sumberdaya alam.Infiltrasi sangat erat kaitannya dengan erosi tanah, laju infiltrasi yang rendah menyebabkan meningkatnya aliran permukaan sehingga erosi tanah juga akan semakin besar. Erosi pada lokasi satu toposekuen lereng, juga menjadi persoalan yang sangat serius. Dimana kemiringan dan panjang lereng merupakandua unsur lereng yang sangat berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.Salah satu upaya untuk mencegah laju erosi yang cukup besar, maka dapat dilakukan dengan cara pembuatan lubang resapan biopori yang secara drastis dapat meningkatkan laju infiltrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah lubang resapan biopori berbasis model laju infiltrasi serta beberapa sifat fisik tanah pada posisi lereng berbeda di satu toposekuen lereng di Kelurahan Pasang Kecamatan Denpina, Kabupaten Toraja Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 -Januari 2020 di Kelurahan Pasang Kecamatan Denpina Kabupaten Toraja Utara.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah doble ringinfiltrometer,ring sampel, ember, palu, GPS, klinometer, balok kayu, pisau lapang, kertas label, alat tulis menulis dan kamera, timbangan analitik, dan beberapaalat yang digunakan untuk analisis sampel tanah di laboratorium. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah utuh, sampel tanah tidak utuh, dan beberapa bahan-bahan kimia untuk analisis sampel tanah di laboratorium. Metode yang digunakan yakni metode deskriptif eksploratifyang variabel pengamatannya dilakukan melalui survei secara langsung di lapangan dilakukan untuk memperoleh nilai laju infiltrasi di setiap lereng, kemiringan lereng dan pengambilan sampel tanah utuh dan tidak utuh yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium, untuk mengetahui lokasi serta gambaran umum lokasi penelitian pengujian laju infiltrasi serta pengambilan sampel tanah pada satu toposekuen di tiga ketinggian lereng berbeda yakni lereng pertama di dasar lereng 21o, lereng kedua di tengah lereng 11odan lereng ketiga di puncak lereng 6o. Pengukuran laju infiltrasi di lapang menggunakan double ring infiltrometer. Pemasangan alat ring dilakukan dengan hati-hati untuk mengurangi kerusakan tanah terutama agregat tanah. Ring infiltrometer dipasang vertikal pada permukaan tanah pada tempat yang landai. Ring diletakkan dengan kedalaman 10-15 cm. Setelah ring terpasang, penggaris diletakkan pada ring bagian dalam. Air dimasukkan dalam ring bagian dalam untuk pengukuran laju infiltrasi tidak jenuh. Pengukuran kedua dilakukan dengan memasukkan air dalam ring bagian luar dan dalam untuk pengukuran laju infiltrasi jenuh air.Sampel tanah diambil di sekitar lokasi pengukuran laju infiltrasi sejauh satu hingga dua meter sepanjang satu toposekuen yaitu pada bagian dasarlereng, tengah lereng dan puncaklereng. Pada setiap titik lokasi diambil empat sampel tanah utuh dan satu sampel tanah tidak utuh. Sehingga totalnya ada 12 sampel tanah utuh dan 3 sampel tanah tidak utuh.Parameter yang akan di analisis pada sampel tanah yang di gunakan yaitu tekstur tanah, porositas, bobot isi tanah, dan bahan organik.Hasil menenjukan Laju infiltrasi pada saat tanah tidak jenuh air
yaitu sebesar 132,694 mm/jam, 77,2806 mm/jam, dan 53,488 mm/jam. Laju infiltrasi pada saat tanah jenuh air menjadi 55,8056 mm/jam, 17,154 mm/jam, dan 8,4132 mm/jam. Jumlah lubang resapan biopori pada saat tanah tidak jenuh air yaitu sebanyak 68 lubang, 100 lubang, dan 107 lubang. Jumlah LRBpada saat tanah jenuh air menjadi 162 lubang, 452 lubang, dan 680 lubang.
Tidak tersedia versi lain