Skripsi Hama dan Penyakit Tana
Efektivitas Cendawan Entomopatogen Aspergillussp. Untuk Pengendalian Pupa Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) (Lepidoptera : Gracillariidae)
Sahara Fajria Nur(E 281 13 035) Efektivitas Cendawan Entomopatogen Aspergillussp. Untuk Pengendalian Pupa Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerellaSnellen) (Lepidoptera : Gracillariidae)(Dibimbing oleh Prof. Dr. H. Alam Anshary, M.Si., IPM., ASEAN Eng dan Dr. Irwan Lakani, S.P., M.Si.)Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang usaha dan nilai ekonomi yang tinggi, namun salah satu penyebab rendahnya produktivitas dan mutu kakao adalah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satunya disebabkan oleh hama utama yaitu penggerek buah kakao atau PBK (Conopomorpha cramerella) Snellen. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif dalam pengendalian hama tersebut, yaitu dengan memanfaatkan cendawan entomopatogen, salah satunya cendawan Aspergillus sp. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian cendawan entomopatogen Aspergillus sp. terhadap mortalitas pupa PBK (C. cramerella) dan gejala yang terjadi pada C. cramerellasetelah terinfeksi Aspergillus sp.Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, pada bulan Desember 2019 sampai dengan Maret 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 1 kontrol yang diulang sebanyak 4 kali. Setiap perlakuan mengunakan 10 ekor pupa uji, sehingga jumlah keseluruhan pupa PBK (C. crameralla) yang digunakan pada penelitian sebanyak 200 ekor pupa PBK(C. crameralla). Variabel yang diamati yaitu menghitung persentase pupa uji yang mati dan gejalapupa PBK (C. cramerella)yang muncul setelah diinfeksikan Aspergillus sp.Berdasarkan hasil pengamatan efektivitas cendawan entomopatogen Aspergillussp untuk pengendalian pupa PBK (C. cramerella), maka dapat disimpulkan bahwa Aspergillussp. dengan kerapatan konidia 5,06 x 105sel/ml pada perlakuan (P1) 103 paling berpengaruh terhadap pupa PBK (C. cramerella) dibandingkan perlakuan (P2) 105kerapatan konidia 5,06 x 104sel/ml, pada perlakuan (P3) 107 kerapatan konidia 5,06 x 103spora/m,dan perlakuan (P4) 109 dengan kerapatan konidia 5,06 x 102sel/ml, yang mana semakin rendah tingkat pengenceran akan semakin pekat konidia cendawan Aspergillussp. maka semakin efektiftingkat mortalitas pupa PBK (C. camerella).Gejala yang terjadi pada pupa PBK (C. cramerella) setelah aplikasi diawali oleh perubahan bentuk morfologi yang berubah yaitu permukaan kulit atau tekstur pupa PBK (C.camerella) menjadi kasar, mengeras, tampak kaku dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, serta miselium mulai menyelimuti pupa PBK (C.cramerella).Kata kunci: Cendawan Aspergillussp, Conopomorpha cramerellaSnellen.
Tidak tersedia versi lain