Skripsi Hama dan Penyakit Tana
APLIKASI MIKORIZA ARBUSKULAR UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA BAWANG MERAH LEMBAH PALU (Allium × wakegi Araki)
Asrawati (E 281 16 231). Aplikasi Mikoriza Arbuskular untuk Pengendalian
Penyakit Layu Fusarium pada Bawang Merah Lembah Palu (Allium × wakegi
Araki). Dibimbing oleh Nur Edy, S.P., M.P., Ph.D. dan Ir. Rosmini, M.P, (2020).
Penyakit layu fusarium merupakan salah satu penyakit pada bawang merah lembah
palu yang disebabkan oleh Fusarium oxypsporum f. sp. cepae, yaitu sejenis jamur
tular tanah dan pada umumnya bersifat sistemik, kerugian akibat penyakit layu
fusarium ini dapat mencapai 50%. Salah satu pengendalian dengan teknologi yang
ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan mikoriza arbuksular sebagai agen
hayati dalam mengendalikan patogen tular tanah. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji kemampuan mikoriza arbuskular dalam mengendalikan penyakit layu
fusarium pada bawang merah sesuai dengan dosis yang ditentukan. Penelitian
dilaksanakan di Rumah Kasa dan Laboratorium Proteksi Tanaman yang berlangsung
pada bulan November 2020 hingga Januari 2021. Desain penelitian yang digunakan
yaitu metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yang diulang
sebanyak empat kali dengan masing-masing perlakuan terdapat tiga unit percobaan
sehingga diperoleh 60 unit percobaan.Adapun perlakuannya yaitu mikoriza
arbuskular dosis 5 g (M1), mikoriza arbuskular dosis 10 g (M2), mikoriza arbuskular
dosis 15 g (M3), mikoriza arbuskular dosis 20 g (M4), dan tanpa mikoriza arbuskular
(K), jika perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan
uji lanjut BNT taraf 5%. Variabel pengamatan meliputi masa inkubasi penyakit layu
fusarium, kejadian penyakit layu fusarium, pertumbuhan dan produksi tanaman yang
terdiri dari jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah umbi, dan berat umbi. Hasil
penelitian masa inkubasi penyakit layu fusarium menunjukan bahwa masa inkubasi
tercepat terjadi pada perlakuan tanpa mikoriza (K) yaitu 4 hsi, sedangkan masa
inkubasi yang cenderung lama terjadi pada perlakuan dengan dosis 20 g (M4) yaitu
13 hsi. Hasil penelitian pada intensitas serangan penyakit menunjukan bahwa
persentase kejadian penyakit tertinggi terjadi pada perlakuan tanpa mikoriza (K)
yaitu 100%, sedangkan persentase intensitas penyakit terendah terjadi pada
perlakuan dosis 20 g (M4) yaitu 41,67%. Hal ini sesuai dengan hasil dari masa
inkubasi yang dimana semakin cepat masa inkubasi penyakit layu fusarium maka
akan semakin tinggi pula persentase intensitas serangan penyakit moler. Hasil
penelitian pada pertumbuhan dan produksi bawang merah yang terdiri dari tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, dan umbi menunjukan bahwa setiap perlakuan
memberikan pengaruh nyata.
Tidak tersedia versi lain