Skripsi Hama dan Penyakit Tana
Uji Mortalitas dan Daya Hambat Makan Ekstrak Daun Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Terhadap Larva Spodoptera frugiperda J.E Smith (Lepidoptera: Noctuidae)
Inda Listari (E 281 21 044) Uji Mortalitas dan Daya Hambat Makan Ekstrak Daun Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Terhadap Larva Spodoptera frugiperda J.E Smith (Lepidoptera: Noctuidae). (Dibimbing oleh Dr. Nur Khasanah, S.P., M.P dan Dr. Hasriyanty. S.P.M.Si).
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Namun produksinya terhambat oleh serangan hama seperti Spodoptera frugiperda. Pengendalian bahan kimia berpotensi menyebabkan resistensi dan dampak negatif terhadap lingkungan.Oleh karena itu, pencarian alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi sangat penting. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk pestisida ramah lingkungan yaitu seperti menggunakan ekstrak daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza). sejumlah penelitian melaporkan bahwa ekstrak temulawak memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, dan insektsida terhadap beberapa jenis hama. Ekstrak daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza). mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan kurkuminoid yang berpotensi menjadi insektisida alami. Penggunaan ekstrak daun temulawak untuk mengurangi intensitas serangan S. frugiperda memiliki dua keuntungan. Pertama, memanfaatkan bagian daun yang biasanya menjadi limbah sehingga bernilai ekonomis. Kedua, senyawa bioaktif yang terkandung di dalam daun dapat berperan ganda, yaitu meningkatkan mortalitas larva dan menghambat aktivitas makan sehingga mengurangi kerusakan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun temulawak terhadap mortalitas dan penghambatan makan larva S. frugiperda, dan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif terhadap kematian dan penghambatan pemberian makan larva S. frugiperda. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Tadulako dengan menggunakan Complete Random Design (RAL) dengan 6 perlakuan (termasuk kontrol) dan 4 ulangan. Konsentrasi Ekstrak kurkuma bervariasi dari 0,125 g/ml hingga 2 g/ml. Parameter yang diamati adalah mortalitas dan penghambatan pemberian makan larva instar III dalam waktu 1-5 hari setelah aplikasi. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa konsentrasi 2 g/ml (P1) menghasilkan kematian tertinggi sebesar 88,75% dan Penghambatan makan sebesar 99,55% pada 4 jam setelah aplikasi, Ada hubungan positif antara konsentrasi ekstrak dengan efektivitas pengendalian hama dan kandungan senyawa aktif dalam kurkuma menyebabkan kerusakan fisiologis dan sistem pencernaan larva, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun curcuma (Curcuma xanthorrhiza) telah terbukti efektif sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan larva Spodoptera frugiperda, terutama pada konsentrasi 2 g/ml. Aplikasi ini berpotensi menjadi solusi pengendlaian hama yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kata kunci: Larva, Spodoptera frugiperda, Ekstrak Daun Temulawak, Daya Hambat Makan, Mortalitas
Tidak tersedia versi lain