Skripsi Sosial Ekonomi Pertani
Perbandingan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Usaha Rakyat di Desa Salubiro Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah
Dian Tri Putri N (E 321 21 264) Perbandingan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Usaha Rakyat di Desa Salubiro Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah. Dibimbing oleh Ali Akrab dan Siti Yuliaty Chansa Arfah, 2025.
Perkebunan Kelapa Sawit cukup luas wi wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, sehingga mata pencaharian sebagian besar masyarakat sekitar adalah usahatani Kelapa Sawit. Tentu saja menjadi petani kelapa sawit merupakan pekerjaan yang tidak udah. Beberapa permasalahan Petani Kelapa Sawit yang paling sering adalah modal, fluktuasi harga TBS (tandan buah segar), akses pasar yang terbatas dan ketergantungan pada tengkulak. Penulisan bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Sebelum dan Sesudah Menerima Kredit Usaha Rakyat di Desa Salubiro Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah.
Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif, Penelitian ini dilaksanakan di Desa Salubiro Kecamatan karossa Kabupaten Mamuju Tengah pada bulan Desember 2024 - Februari 2025, penentuan responden dilakukan secara purposive sampling petani kelapa sawit terlibat aktif menerima Kredit Usaha Rakyat yang berjumlah 119 untuk menentukan jumlah responden yang akan digunakan dalam penelitian, menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 15%. Setelah jumlah responden ditentuykan 32 responden yang terpilih, dibagi menjadi dua kelompok, 16 orang petani yang sebelum menerima KUR 16 orang petani yang sesudah menerima KUR. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara dan kuesioner dan Analisis data yang digunakan adalah analisis Pendapatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani Kelapa Sawit sebelum dan sesudah menerima Kredit Usaha Rakyat terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompom tersebut. Rata-Rata pendapatan petani sebelum menerima KUR sebesar Rp. 21.666.776, sedangkan sesudah menerima KUR meningkat menjadi Rp. 30.463.507. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa akses terhadap pembiayaan melalui KUR berpengaruh positif terhadap pendapatan petani kelapa sawit.
Tidak tersedia versi lain